Mengenai Saya

Foto saya
Jember, Jawa Timur, Indonesia
Kami adalah sepasang perbedaan yang menjadi satu dan berusaha menyatu dalam sebuah ikatan manis pada tiga belas. Sepasang hati yang saling berjanji untuk saling berbagi, saling mengerti dalam menjalani hari. Dimulai dari hari ini, hingga hari nanti, dimana sebuah keabadian menghampiri. Tiga belas.

Selasa, 13 Juli 2010

Fantasi 13

AKU YANG TAK BERSYUKUR

“Istriku yang Tersayang”

 

Seorang wanita muda dan cantik dengan kulit kuning langsat, berdiri tepat di depanku. Di depan wanita tersebut, masih berdiri lagi dua orang lelaki. Sementara di dalam ruang anjungan tunai mandiri, terlihat seorang wanita yang sedang melakukan aktifitasnya. Cukup lama juga wanita di dalam anjungan tunai mandiri tersebut. Sempat membuat seorang lelaki paling depan gusar. Sebentar kemudian terdengar decakan dari wanita di depanku menandakan kugusarannya juga sambil melirik sebuah 'mesin penunjuk waktu' yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Namun tidak beberapa lama, wanita yang ada di dalam anjungan tunai mandiri terlihat keluar. Mata wanita di depanku mengikuti langkah wanita dari dalam anjungan tunai mandiri tersebut hingga badannya setengah berbalik, sedikit menoleh kearahku, sambil bergumam “lama banget sih!”. Aku hanya tersenyum  kecut seolah mengiyakan perkataannya sambil bergumam dalam hati “cantik banget orang ini…”.

 

Sebentar kemudian, aku sedikit menggeser posisi berdiriku ke arah samping. Sambil berlagak sedikit gusar, karena ternyata orang lelaki yang sekarang berada di dalam anjungan tunai mandiri, aku rasakan juga lama di dalam. Aku pelototi kaca anjungan tunai mandiri sambil tak henti-hentinya bergumam dalam hati tentang kecantikan wanita di depanku ini. Bodinya lumayan ramping, dengan rok jeans sepanjang lutut dan ‘u can c’ putih tidak lupa juga 'sendal tingginya'nya. Dompet berwarna merah dengan rambut sebahu dan sebuah kaca mata hitam terselip di sana. Tanpa kalung dan tanpa anting, tapi di pergelangan tangannya melingkar empat buah ring berwarna kuning agak mengkilat. 

 

Tak terasa, telah waktunya giliran wanita di depanku untuk masuk ke mesin anjungan tunai mandiri. Wow, dari samping ternyata cukup terlihat wajahnya yang cantik, dan ternyata ada antingnya juga di telinganya, serupa dengan gelangnya namun berukuran lebih kecil. Hanya sebentar, kemudian dia keluar.

 

Begitu sampai di dalam, iseng aku melirik keluar. Sebuah mobil sedan hitam kelam berlogo tiga berlian. Wanita yang tadi di depanku masuk ke dalamnya dan berlalu.

 

Sejak memasukkan kartu ke dalam mesin anjungan tunai mandiri hingga keluar, tak habis pikir  otakku menghayal tentang perempuan tadi. Seketika, banyak sekali “jika aku menjadi” di dalam otakku.

 

Jika aku menjadi pasangannya, wah! betapa kerennya penampilanku. Duduk santai dibelakang kemudi mobil, bersandar indah disebelahku seorang wanita cantik. Dimana setiap berhenti di lampu merah, para pengendara yang ada di samping mobil yang aku kemudikan, akan melirik iri padaku. Dan setiap kali dengan para pengendara, walaupun sedetik mereka pasti akan melirikku dan pasanganku. Wah, senengnya.

 

Setiap saat kita akan selalu berdekatan. Entah itu nonton bareng, atau mungkin mengantarkan wanita cantikku ke salon untuk sekedar ‘cuci rambut’ atau bahkan ‘potong kuku’. Sehari tiga kali makan di ‘warung nasi’ yang cukup punya nama.

Hampir seminggu dua kali, pergi ke ‘toko baju yang besar’ untuk menukar uang dengan baju-baju model baru. Tak ketinggalan juga ‘alas kaki’ yang masih segar. Juga ‘pemoles wajah’ termasuk ‘pewangi badan’ komplit. Sesekali boleh juga mencoba ‘rambut palsu’ yang beraneka warna. Dan tidak lupa juga kaca mata.

 

Hmmm, tiba-tiba nafasku terasa berat. Aku hempaskan segumpal udara yang ada di dalam dadaku melalui rongga hidungku. Aku teringat sepenggal dialog antara paman dan keponakan, yang ada dalam sebuah film fantasi yang menceritakan tentang ‘manusia laba-laba’. “kekuatan yang besar membutuhkan tanggung jawab yang besar”.

 

Nah!, bukankah tidak berbeda jauh dengan kisah wanita cantik yang ada dalam fantasiku. Sebenarnya dia biasa-biasa saja. Dia juga sama seperti orang pada umumnya. Punya kepala, dua mata, satu hidung dengan dua lubang, satu mulut, dua telinga, dua tangan, dua kaki dan seterusnya. Yang kesemuanya itu juga membutuhkan sebuah penunjang, sehingga nantinya bisa terlihat cantik. Penunjangnya tidak lain  adalah seperti yang telah aku khayalkan tadi. Cuci rambut, potong kuku, baju, alas kaki dan sejenisnya. Sementara penunjang itu sendiri, tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa ada yang memanggil. Satu-satunya yang bisa memanggil penunjang itu tadi adalah sebuah sesuatu yang bernama uang.

 

Masalahnya, kalo tanpa penunjang itu, apakah wanita tadi akan tetap terlihat cantik?. Dilain sisi, kalo setiap saat kita harus memanggil si penunjang itu untuk senantiasa mendampingi kita, berapa uang yang harus kita ‘keluarkan’. Bukankah ada cerita lain yang lebih bermanfaat untuk mengeluarkan uang?. Disisi lainnya lagi, suatu saat ketika kita sudah tidak mampu memanggil para penunjang itu, apakah si wanita cantik tadi masih bisa dan mau mendampingi kita (hingga nanti ajal menjemput?) ?.

 

Tiba-tiba sebuah suara yang begitu keras mengagetkan aku, seperti suara sirine namun pendek dan nyaring. Seketika aku banting setir motor ke kiri, sedikit menepi. Sebuah truk engkel melaju dari arah belakangku dengan kecepatan sedang. Ternyata Yang Maha Kuasa masih menyayangi diriku. 

 

Yah!, wanita itu memang cantik, kelihatan cantik di wajahnya. Wanita itu memang keren, kelihatan keren di pandangan mata.

 

Ternyata masih kalah jauh dengan isteriku. Seorang istri yang sederhana dan penuh perhatian. Seorang wanita yang bisa menerima aku (seorang lelaki yang tidak kaya dan tidak keren, tapi cukup manis untuk dipandang) apa adanya. Seorang wanita yang begitu tulus menyayangi aku dengan sepenuh jiwa dan raganya. Seorang wanita yang begitu bersahaja. Seorang wanita yang juga mampu menjadi ‘tiang keluarga’ kecilku.  Seorang wanita yang setia berada di sisiku, memeluk tubuhku ketika aku di sampingnya, dan memeluk hatiku ketika aku berada jauh darinya (karena tuntutan pekerjaan, membuat aku dan isteriku hidup dalam jarak, sehingga tidak bisa bertemu setiap saat dan waktu).

 

Seorang wanita yang pasti menyayangi aku hingga ajal menjemput. Seorang wanita, isteriku yang tersayang.

 

Rasa syukur memenuhi seluruh jiwaku, atas bimbingan dan perlindungan serta anugerah dariNYA. 

db

 

 

 

 

KOSA KATA 13

'u can c' = biasanya berupa t-shirt tanpa lengan

'sendal tinggi' = high heel / sendal berhak tinggi 

'anjungan tunai mandiri' = ATM / mesin penarik uang

'mesin penunjuk waktu' = jam tangan / arloji

‘cuci rambut’ = creambath

‘potong kuku’ = mani/padicure

‘warung nasi’ = restoran/depot

‘toko baju yang besar’ = mall/super market’

‘pemoles wajah’ = kosmetik

‘alas kaki’ = sandal / sepatu

‘pewangi badan’ = parfum (spray ataupun roll on)

‘rambut palsu’ = wig

‘manusia laba-laba’ = spiderman

‘keluarkan’ = hamburkan

‘tiang keluarga’ = pendamping suami (kt. Kiasan utk. isteri)